Baiklah, Anda telah berhasil
menyusun rencana kegiatan sekolah. Kini
tiba saatnya Anda untuk berlatih mengembangkan organisasi sekolah .
Bagaimana agar Anda dapat mengorganisasikan sekolah, tentulah Anda harus
menelaah apa yang disebut dengan pengorganisasian sekolah itu. Berikut adalah
bacaan tentang pengorganisasian sekolah yang harus Anda telaah.
Dalam setiap organisasi
pendidikan, , banyak sekali pekerjaan, tugas, wewenang dan
tanggungjawab yang harus dilakukan dan dikerjakan oleh setiap komponen sekolah,
terutama komponen yang bersifat manusianya. Tugas, wewenang, tanggungjawab,
pekerjaan dan aktivitas tersebut beraneka ragam dan kadang-kadang menuntut
spesialisasi tertentu dalam pengerjaannya. Oleh karena itu, tidak mungkin jika
keseluruhan aktivitas yang bermacam-macam tersebut hanya melakukan oleh
seorang, sebutlah kepala. Selain kepala sekolah mempunyai waktu yang
terbatas, ia pun punya kemampuan yang juga terbatas. Oleh karena itu,
aktivitas, pekerjaan, wewenang, tugas dan tanggungjawab tersebut mesti
dibagi-bagi dengan orang lain. Pembagian-pembagian demikian inilah yang dikenal
dengan pengorganisasian. Secara etimologis,
organizing merupakan terjemahan
dari kata organize. Kata organize
berasal dari kata organ. Organ sendiri
berarti bagian, badan dan alat.
Organize berarti membentuk
bagian-bagian, anggota, badan atau Organizing juga berarti membentuk
bagian, badan, anggota alat. Organizing
juga berarti membentuk bagian, badan, anggota atau alat (Echols, 1984). Secara terminologis,
organizing atau pengorganisasian berarti
pembentukan bagian-bagian,
badan-badan, unit-unit kerj a dalam suatu organisasi. Pengorganisasian juga
berarti sistem kerja sama antara satu orang atau lebih dalam rangka mencapai
tujuan tertentu. Pengorganisasian juga berarti -pembagian pekerjaan antara satu
orang dengan orang lain, antara unit dengan unit lain dan antara bagian satu
dengan bagian yang lain (Indrakusuma, 1982). Tujuan pengorganisasian
sebagaimana yang disebutkan berikut.
1. Mengatur tugas, wewenang dan tanggung jawab
pada institusi tingkat satuan pendidikan.
2. Memperlancar jalannya usaha kerja sama antara
orang-orang yang bekerja sama di tingkat satuan pendidikan.
3. Mengatur lalu lintas hubungan antara
orang-orang, badan-badan, unit-unit kerja yang ada di tingkat satuan pendidikan
sehingga terciptalah team work yang baik. Lalu lintas hubungan ini perlu
diatur agar tidak “semrawut”. Fungsi
pengorganisasian adalah:
1. Sebagai wahana untuk membagi pekerjaan di
antara komponen-komponen dan unit-unit kerja di tingkat satuan pendidikan.
2. Sebagai wahana untuk memperlancar jalannya
kerja sama antara komponen-komponen, unit-unit kerja yang ada di tingkat satuan
pendidikan.
3. Sebagai wahana untuk mengatur lalu lintas
hubungan antara orang-orang, unit-unit kerja dan komponen-komponen yang ada di
tingkat satuan pendidikan.
Agar organizing
ini dapat dilakukan dengan baik, maka haruslah mempedomani
prinsip-prinsip organizing. Adapun prinsip-prinsip pengorganisasian
tingkat sat uan pendidikan adalah sebagai berikut.
1. Perumusan tujuan tingkat satuan pendidikan
secara jelas.
2. Pengutamaan pencapaian tujuan tingkat satuan
pendidikan.
3. Prinsip pembagian pekerjaan.
4. Prinsip pendelegasian wewenang (delegation of authority).
5. Prinsip pengelompokan fungsi.
6. Prinsip kesatuan perintah (unity of commond).
7. Adanya kemampuan pengawasan (span of
control).
8. Fleksibelitas, akomodatif
dan antisipatif terhadap berbagai
jenis perkembangan.
Ada beberapa struktur
pengorganisasian yang dewasa ini dikenal,
ialah struktur pengorganisasian lini, pengorganisasian lini-staf, struktur
pengorganisasian fungsional, pengorganisasian panitia dan strukturpengorganisasian
gabungan.
1. PENGORGANISASIAN BENTUK LINI
Pengorganisasian bentuk lini disebut
juga pengorganisasian bentuk jalur, bentuk lurus dan bentuk militer. Mula-mula
bentuk pengorganisasian ini diperkenalkan oleh Henry Fayol, sal ah seorang
pakar manajemen ilmiah. Kebanyakan struktur ini digunakan di dunia perusahaan
dan dunia militer. Oleh karena strukturnya jelas dari atas ke bawah, juga
dikenal dengan bentuk struktural. Bentuk pengorganisasian lini ini dapat
digambarkan sebagaimana Dia-gram 1.
Diagram 1. Struktur
Pengorganisasian Lini
2. PENGORGANISIAN LINI-STAF
Pengorganisasian bentuk lini-staf
ini merupakan penyempurnaan dari pengorganisasian bentuk lini. Jika dalam pengorganisasian bentuk lini tersebut, cocok
untuk anggota yang masih sedikit dan cakupannya masih sempit, maka pada
pengorganisasian yang cakupannya luas, anggota dan komponen lembaga sudah
banyak dan urusannya beraneka, lebih cocok disempurnakan menjadi organisasi
bentuk lini-staf.Bentuk pengorganisasian
lini-staf tersebut dapat dikemukakan sebagaimanaDiagram 2.
Diagram 2 Struktur
Pengorganisasian Lini-Staf
3. PENGORGANISASIAN FUNGSIONAL
Pengorganisasian
fungsional adalah suatu pengorganisasian di mana kekuasaan dari pimpinan pucuk
didelegasikan kepada pimpinan bawahnya. Pimpinan pucuk dapat memerintahkan apa
saja kepada para pimpinan di bawahnya, sepanjang hal tersebut sesuai dengan
bidangnya. Bentuk pengorganisasian fungsional dapat dikemukakan sebagaimana
pada Diagram 3.
Diagram 3. Struktur
Pengorganisasian Fungsional
4. STRUKTUR PENGORGANISASIAN GABUNGAN
Struktur pengorganisasian gabungan
ini sebenarnya hanyalah merupakan gabungan ini sebenarnya hanyalah merupakan
gabungan dari bentuk-bentuk pengorganisasian yang disebutkan di atas. Ada yangmerupakan penggabungan
dari lini dan lini staf, lini dan fungsional, lini staf dan fungsional; atau
merupakan penggabungan tiga sekaligus: lini, fungsional, dan lini staf.
Penggabungan antara keseluruhan bentukorganisasi dapat
dikemukakansebagaimana pada Diagram 4.
Diagram 4 Struktur
Pengorganisasian Gabungan
0 comments:
Post a Comment